Pilkada Langsung Dan Pilkada Tidak Langsung Dalam Perspektif Fikih Siyasah

  • Alfajar Nugraha Posbakum Pengadilan Agama Tenggarong, Kutai Kartanegara
  • Atika Mulyandari

Abstract

Direct and Indirect Regional Head Election (Pilkada), has been a long debate in the life of a democratic society in Indonesia. With Islam as a religious social background of the majority of the people of Indonesia, this makes the debate cannot be separated from the Islamic jurisprudence (fiqh). This paper is to compare the two electoral systems in light of Islamic constitutionalism (fiqh syasah). This study uses the theory of maqasid sharia of the maslaha as a tool to analyze the comparison of the two electoral systems. The findings of this study suggest that there are some positive things on one side, and some negative things on the other side on each system of direct election and indirect election. Taking into account the benefit of both the local election systems, the study concluded that direct election has more benefits that outweigh the indirect election. Some of the public benefits include: the strengthening of the people's sovereignty and avoid injustice in society at large as part of the learning aspects of politics and government. Second, it will build a litigious society and law enforcement officers who act decisively and are nonpartisan, which in turn creates a reverent attitude of the people towards the leader. In the field of socio-economic, public and private investors’ confidence in the system and the results of the election will increase due to the political stability that is essential for the economy.

Keywords: Regional head election in Indonesia, direct election, indirect election, fiqh siyasah in Islam

References

Al Mawardi, al-Ahkam al-Sulthaniyah. Terj. Khalifurrahman dan Faturrahman “Sistem Pemerintahan Khilafah Islam”,Jakarta : Qhisti Press, Cet. Ke-I, 2015.

al- Syātiby, al-Muwafaqāt fi Ushūl al- Syarī’ah, (Kairo: Mustafa Muhammad, t.th.), jilid II,

Amiruddin dan A. Zaini Basri, Pilkada Langsung : Problem dan Prospek. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006.

AULA , No 07, Th.XXX, Juli 2008.

B.C. Smith dalam Syarif Hidayat, Refleksi Realitas Otonom Daerah dan Tantangan ke Depan, Jakarta : Pustaka Quantum, 2001.

Chodjim, Achmad, Membangun Surga, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, cet, ke-I, 2004

D. Andhi Nirwanto, Otonomi Daerah Versus Desentralisasi Korupsi, ( Semarang, Aneka Ilmu, 2013.

Djohan, Djohermansyah dan Made Suwandi, Pilkada Langsung : Pemikiran dan Peraturan. Jakarta, IIP Press, 2005.

Dwiyanto, Agus dkk. Reformasi Birokrasi Republik di Indonesia. Yogyakarta : Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gajah Mada, 2002.

Dzajuli, H.A., Kaidah-kaidah hukum Islam dalam menyelesaikan masalah-masalah yang praktis, Ed-I, Cet II, Jakarta : Kencana, 2007.

Hamid Awaludin, Eksekutif VS Legislatif: Kompetisi dalam Pespektif Etika Pemerintahan, Semarang: FokusMedia, 2003.

Hawari, Dadang, al-Qur’an Ilmu kedokteran jiwa dan kesehatan, Cet-III (Yogyakarta : PT Dana bakti primayasa, 1994.

Hendra Budiman, Pilkada Tidak Langsung dan Demokrasi palsu, Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2015.

Iqbal, Muhammad, Fikih Siyasah : Kontekstualitasi Doktrin Politik Islam, Ed-I,Cet-I Jakarta : Kencana, 2014.

Isnaeni Ramdhan, Muchamad, Kompendium Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Jakarta: Badan Pembinanan Hukum Nasional, Departemen Hukum dan HAM RI, 2009.

Joko J. Prihatmoko, Pemilihan Kepala Daerah Langsung; Filosofi, Sistem, dan Problema Penerapan di Indonesia, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005.

Khan, Qamaruddin, Al-Mawardi’s Theory of the State. Terj. Imron Rosyidi “Kekuasaan, Pengkhianatan dan Otoritas Agama: Telaah Kritis Teori Al-Mawardi Tentang Negara”,Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2000

Kusumah, Mulyana W., dkk, Wacana Polotik Dan Demokrasi Indonesia, Yogyakarta: Pustaka, 1999.

Leo Agustino, Pilkada Dan Dinamika Politik Lokal, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009.

M. Hasib Ar-Rifa’i, Kemudahan dari Allah : Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta: Gema Insani, 1999.

Majalah Tempo 22 Juli 2007.

Marijan, Kacung, Demokratisasi Di Daerah: Pelajaran dari Pilkada Secara Langsung, diterbitkan bersama Pustaka Eureka dan Pusat Studi Demokrasi dan HAM (PusDeHAM), Surabaya, 2014

Mukthie Fadjar, Abdul Hukum Konstitusi dan Mahkamah Konstitusi, Jakarta:Konpress, 2006.

N.F. Alieva, dkk. Bahasa Indonesia Deskripsi dan Teori(Yogyakarta: Kanisius.1991)

Nur Mufid, Bedah Al Ahkamus Sulthaniyah Almarwadi, (Surabaya: Pustaka Progresif, 2000

Poesponegoro Nugroho, Marwati Djoened, Sejarah Nasional Indonesia VI -Cet.II-Edisi Pemutakhiran. Jakarta : Balai Pustaka,2008.

Pulungan, J. Suyuthi, Fikih Siyasah (Jakarta; Penerbit Rajawali Press, 1994.

Pulungan, J. Suyuthi, Fikih Siyasah: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet. Ke II, 1995.

Satori Ismail, Achmad, Golput Haram, Golput Halal Kewajiban Memilih Pemimpin, Jakarta: Ikadi, 2014.

Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah: pesan dan Kesan Keserasian al-Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, volume.I, cet. Ke-II, 2004.

Sjadzali, Munawir, Islam Dan Tata Negara,(Jakarta: Universitas Indonesia,1993)

Soehino, Hukum Tata Negara Indonesia, Yogyakarta : Liberty, 1992

Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar,Jakarta : Indeks, 2008.

Wasistiono, S., & Sumihardjo, T. Kapita selekta : manajemen Pemerintahan Daerah. Bandung: Vokus Media, 2003.


Wolhoff, G.J., Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Republik Indonesia, (Jakarta: Timun Mas NV, 1955.

Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarata: PT Raja Grafindo Persada, 2000.

Zuhaili, Wahbah, Tafsir Munir Fli aqidah Wa syariah Wal Minha, Beirut: Darul Al- Fikri Al- Ma’sir, jus 23, t.th.
Published
2016-12-28
How to Cite
Nugraha, A., & Mulyandari, A. (2016). Pilkada Langsung Dan Pilkada Tidak Langsung Dalam Perspektif Fikih Siyasah. Mazahib, 15(2), 208-236. https://doi.org/10.21093/mj.v15i2.630