Kualifisir Penarikan Cek Kosong sebagai Penipuan Prespektif Hukum Pidana dan Perdata
Abstract
Legal uncertainty (legal gap) arises regarding the qualification of issuing a dishonored cheque—whether it constitutes a breach of contract under civil law or can be classified as a criminal act of fraud under criminal law. Pursuant to Articles 1243 and 1365 of the Indonesian Civil Code (KUHPerdata), the issuance of a dishonored cheque may be considered either a breach of contract or an unlawful act (tort), while Article 378 of the Indonesian Penal Code (KUHP) stipulates that issuing a dishonored cheque involving deceitful conduct may be prosecuted as fraud. This is also reflected in Supreme Court jurisprudence, such as Decision No. 133K/Kr/1973 and Decision No. 1036K/Pid/1989, which illustrate divergent applications of the law. The absence of specific legal norms governing dishonored cheques has led to differing interpretations among law enforcement authorities, thereby creating legal uncertainty, potentially violating the ultimum remedium principle, and causing harm to both the issuer and the holder of the cheque. This research employs normative legal methods using statutory and conceptual approaches. It concludes that cases involving dishonored cheques are more appropriately resolved through civil proceedings as a breach of contract, whereas criminal law should only be applied where there is clear evidence of malicious intent (mens rea) on the part of the issuer. The study recommends the formulation of specific regulations to clarify the legal qualification of dishonored cheques and to ensure legal certainty.
References
Balok Dirgantoro, Soekorini, N., Astutik, S., & Cornelis, V. I. (2024). Penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana penipuan menggunakan cek kosong berdasarkan putusan nomor 1698/Pid/2022/PN Surabaya. Court Review: Jurnal Penelitian Hukum, 5(01), 1–17. https://doi.org/10.69957/cr.v5i01.1725
Balok Dirgantoro, Soekorini, N., Astutik, S., & Cornelis, V. I. (2025). Penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana penipuan menggunakan cek kosong berdasarkan putusan nomor 1698/Pid/2022/PN Surabaya. Jurnal Penelitian Hukum, 5(1), 5.
Dewata, M. F. N., & Achmad, Y. (tanpa tahun). Dualisme Penelitian Hukum: Normatif & Empiris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dirgantoro, B., Soekorini, N., Astutik, S., & Cornelis, V. I. (2024). Penegakan Hukum Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penipuan Menggunakan Cek Kosong Berdasarkan Putusan Nomor 1698/Pid/2022/PN SURABAYA. Court Review.
Fahlevi, M. E., Rusli, B., & Nazar, J. (2023). Pertanggungjawaban perdata atas wanprestasi dalam perjanjian jual beli. Collegium Studiosum Journal, 6(2), 495.
Fajar, M., & Achmad, Y. (tanpa tahun). Dualisme Penelitian Hukum: Normatif & Empiris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ginting, R. P. (2019). Penerbitan cek kosong dalam perspektif hukum pidana dan hukum perdata. Lex Et Societatis, 7(7), 127. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexetsocietatis/article/view/26851
Hendra, F. (2012). Hukum Penyelesaian Sengketa. Jakarta: Sinar Grafika.
Hidayat, S., Susilawati, S., & Arizal, R. (2023). Analisis yuridis pertanggungjawaban hukum tindak pidana ekonomi terhadap penerbitan cek kosong. Jurnal Ilmiah Galuh Justisi, 11(1), 73. https://doi.org/10.25157/justisi.v11i1.9951
I Gusti Made Raamdhana P. S., Mahendrawati, N. L., & Sukadana, I. K. (2020). Tanggung jawab penerbit cek sebagai upaya perlindungan hukum terhadap pemegang cek kosong. Jurnal Analogi Hukum, 2(1), 47–52. https://doi.org/10.22225/ah.2.1.2020.47-52
Idayanti, S. (2020). Hukum Bisnis. Yogyakarta: Tanah Air Beta.
Khairandy, R. (2008). Aspek Hukum Cek Kosong Dalam Tinjauan Hukum Pidana. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Lamintang, P. A. F. (1997). Dasar–Dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Marzuki, P. M. (2021). Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana.
Martiman. (2006). Perikatan Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Maydner, L. (2021). Ketidakabsahan pemindahan hak atas saham akibat transaksi menggunakan cek kosong (Studi Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Register Perkara Nomor 51/PDT/2019/PT.DKI). Indonesian Notary, 3(1), 12. https://scholarhub.ui.ac.id/notary/vol3/iss1/29
Mertokusumo, S. (2006). Hukum Acara Perdata Indonesia. Yogyakarta: Liberty.
Mutia Evi Kristhy, et al. (2022). Akibat dan upaya hukum pemberian cek kosong. Jurnal Ilmiah, 10(2), 92–101.
Nadja, H. R. D. (2009). Pengantar Hukum Bisnis Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Yustisia.
Pangaribuan Simanjuntak, E. (2006). Hukum Dagang Surat–Surat Berharga. Yogyakarta: Grafika Mediatama.
Pranata Ginting, R. (2019). Penerbitan cek kosong dalam perspektif hukum pidana dan hukum perdata. Lex Et Societatis, 7(7), 127.
Prodjodikoro, W. (2003). Hukum Wesel, Cek dan Askep di Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Rajardjo, S. (2006). Cek dan Bilyet Giro dalam Surat Berharga. Bandung: Pustaka Utama.
Rahman, S., & Rinaldy, E. (2013). Hukum Surat Berharga Pasar Uang. Jakarta: Sinar Grafika.
Saputra, F. (2019). Kriteria cek dan bilyet giro dalam transaksi bisnis yang menimbulkan konsekuensi hukum pidana dan perdata. Jurnal Ilmiah Penegakan Hukum, 6(1), 27. https://doi.org/10.31289/jiph.v6i1.2264
Setiawan, R. (2013). Pokok–Pokok Hukum Perikatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudikno Mertokusumo. (2006). Hukum Acara Perdata Indonesia. Yogyakarta: Liberty.
Usman, R. (2012). Mediasi di Pengadilan. Jakarta: Sinar Grafika.
Valento Wijaya, G., Alfianto, D., & Rido, A. (2024). Pertanggungjawaban perdata dan tanggung gugat dalam perkara wanprestasi dan perbuatan melawan hukum. Jurnal Pengabdian Masyarakat: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan, 4(6), 494.
Widjanarto. (2003). Hukum dan Ketentuan Perbankan di Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Wirjono Prodjodikoro. (2003). Hukum Wesel, Cek dan Askep di Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.