Learning Poverty, Implikasi Perubahan Kurikulum yang Belum Terselesaikan
Keywords:
Curriculum, Learning Poverty
Abstract
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran strategis dalam sistem pendidikan, Di Indonesia, Kurikulum pendidikan nasional telah mengalami sepuluh kali perubahan, sejak tahun 1947 hingga saat ini. Proses perubahan kurikulum ini terjadi disebabkan oleh banyak hal, beberapa diantaranya terjadi karena adanya perubahan kebijakan, faktor politik, kebutuhan dan faktor lainnya. Tentunya Perubahan kurikulum berdampak baik dan buruk bagi mutu pendidikan, disamping itu pula Terdapat beberapa implikasi dari perubahan kurikulum itu sendiri, salah satu implikasi dari perubahan kurikulum yang hingga saat ini belum dapat terselesaikan dan menjadi bahasan yang menarik bagi penulis ialah mengenai “Learning Poverty”. Berdasarkan hasil Indonesian National Assesment Programme, terungkap hanya 6% siswa di Tanah Air yang memiliki kemampuan membaca yang baik. Oleh karenanya, untuk mengatasi “Learning Poverty”, dibutuhkan kesadaran tidak hanya dari pemerintah dan guru, dalam hal ini siswa serta pemuda hari ini juga berperan besar untuk kemajuan pendidikan di Indonesia, salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah dengan membiasakan diri bagi diri sendiri maupun siswa/I untuk rutin membaca dan berdiskusi.References
Kurniawan, Aris. “Masalah Pendidikan Di Indonesia: Dampak Perubahan Kurikulum.” acedemia.edu, 2011.
Ronald C, Doll. Curriculum Improvemet Decision Making and Process. Boston: Nallyn Bacon, 1996.
Edra, Rabia. “Mengenal Learning Poverty, Ancaman Dunia Pendidikan Indonesia.” Ruang Guru (blog), 2019.
Peter, F. Olivia. Developing the Curriculum. New York: Harper Collins Publisher, 1992.
Sutrisno, Hadi. Statistik II. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995.
Lensi Manurung, Iramdan. “Sejarah Kurikulum di Indonesia.” Jurnal Wahana Pendidikan Vol. 5, no. No. 2 (2019).
Lundeberg, MA dan Levin B. B. “Prompting the development of preservice teachers.” beliefs through cases, action research, problem-based learning, and technology", in J Raths and A McAninch (eds), Teacher Beliefs and Classroom Performance: The Impact of Teacher Education, Information Age Publishing, Greenwich 2013, 23–42.
Mustafa. “Implikasi Kurikulum 2013 Terhadap Proses Belajar Mengajar.” Mimbar Sekolah Dasar Vo. 1, no. No. 2 (Oktober 2014): hal. 185-190.
Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin, 1998.
Nasution, S. Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003.
Suryosubroto. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Ronald C, Doll. Curriculum Improvemet Decision Making and Process. Boston: Nallyn Bacon, 1996.
Edra, Rabia. “Mengenal Learning Poverty, Ancaman Dunia Pendidikan Indonesia.” Ruang Guru (blog), 2019.
Peter, F. Olivia. Developing the Curriculum. New York: Harper Collins Publisher, 1992.
Sutrisno, Hadi. Statistik II. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995.
Lensi Manurung, Iramdan. “Sejarah Kurikulum di Indonesia.” Jurnal Wahana Pendidikan Vol. 5, no. No. 2 (2019).
Lundeberg, MA dan Levin B. B. “Prompting the development of preservice teachers.” beliefs through cases, action research, problem-based learning, and technology", in J Raths and A McAninch (eds), Teacher Beliefs and Classroom Performance: The Impact of Teacher Education, Information Age Publishing, Greenwich 2013, 23–42.
Mustafa. “Implikasi Kurikulum 2013 Terhadap Proses Belajar Mengajar.” Mimbar Sekolah Dasar Vo. 1, no. No. 2 (Oktober 2014): hal. 185-190.
Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin, 1998.
Nasution, S. Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003.
Suryosubroto. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Published
2018-11-01
Section
Articles