Dinamika Tradisi Baritan: Kearifan Lokal dan Spiritualitas Islami di Desa Meteseh
Abstract
Artikel ini mendalami signifikansi budaya dari tradisi yang diwarisi dari nenek moyang dan evolusinya sepanjang waktu. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tradisi Baritan di Desa Meteseh, Boja, Kendal. Penelitian ini mengungkap motif dan tujuan di balik tradisi Baritan yang telah berlangsung lama dan diwariskan, mengungkapkan signifikansi budaya dan agamanya. Menggunakan metode penelitian kualitatif, penelitian ini mengadopsi observasi dan wawancara. Peneliti, yang tinggal di Desa Meteseh, mengadopsi pendekatan observasi partisipatif untuk terlibat aktif dalam tradisi Baritan. Wawancara dengan pemimpin agama dan masyarakat, termasuk "modin" lokal (pemimpin agama), berkontribusi pada pemahaman demografi dan nuansa budaya Desa Meteseh. Penelitian mengungkap bahwa Baritan berfungsi sebagai upaya bersama untuk mencari keselamatan di awal tahun, memasuki bulan Muharram. Selain itu, Baritan berfungsi sebagai platform untuk wacana keagamaan, mendorong aktivitas positif, dan menentang perayaan duniawi. Artikel membahas tujuan ganda Baritan – sebagai praktik keagamaan dan sebagai upaya untuk menolak bahaya potensial. Sebagai kesimpulan, tradisi Baritan di Desa Meteseh memiliki signifikansi budaya dan keagamaan yang mendalam. Sifat komunal ritual ini, evolusinya sepanjang waktu, dan simbolisme filosofis dalam hidangan tradisional mencerminkan hubungan kompleks antara Islam dan adat istiadat lokal Jawa. Baritan tidak hanya melestarikan warisan budaya, tetapi juga berfungsi sebagai sarana doa bersama dan keterlibatan positif.
References
Alif, Naufaldi, Laily Mafthukhatul, and Majidatun Ahmala. “Akulturasi Budaya Jawa Dan Islam Melalui Dakwah Sunan Kalijaga.” Al ’Adalah 23, no. 2 (2020): 143–62.
Anwar, Khoirul. “Makna Kultural Dan Sosial-Ekonomi Tradisi Syawalan.” Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan 21, no. 2 (2013): 437–68.
Arsal, Thriwaty, Dewi Liesnoor Setyowati, and Puji Hardati. “The Inheritance of Local Wisdom for Maintaining Peace in Multicultural Society.” Journal of Aggression, Conflict and Peace Research 15, no. 2 (2023): 137–51.
Aryanti, Risma, and Ashif Az Zafi. “Tradisi Satu Suro di Tanah Jawa dalam Perspektif Hukum Islam.” Al-Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan 4, no. 2 (2020): 342–61.
Budiman, Arip. “Tradisi Baritan Di Desa Krasak Kecamatan Jatibarang Kabupaten Indramayu.” Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2018.
Clifford, Geertz. “Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa.” Jakarta: Pustaka Jaya, 1983.
Dahlan, Zaini, Haikal Wafi Bunayya, Maysarah Andini, and Desnita Desnita. “Pengembangan Minat Bakat Islami Anak Melalui Kegiatan Gebyar Muharram.” Jurnal Dirosah Islamiyah 6, no. 1 (2024): 175–96.
Griyanti, Hanida Eris, Sunardi Sunardi, and Warto Warto. “Digging The Traces of Islam in Baritan Tradition.” International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding 5, no. 3 (2018): 52–59.
Hamali, Syaiful. “Agama dalam Perspektif Sosiologis.” Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama 12, no. 2 (2017): 223–44.
Hidayati, Widi, Novi Sulistiyani, Wahyu Sutrisno, and Atika Wijaya. “Tradisi Baritan: Sebuah Upaya Harmonisasi Dengan Alam Pada Masyarakat Dieng.” Solidarity: Journal of Education, Society and Culture 10, no. 1 (2021): 121–29.
Maghfur, Masrukan, and Ahmad Hafid Safrudin. “Pantangan Melakukan Perkawinan Pada Bulan Suro Di Masyarakat Adat Jawa Perspektif Hukum Islam.” Salimiya: Jurnal Studi Ilmu Keagamaan Islam 4, no. 2 (2023): 153–63.
Nurwendah, Yusti Dwi. “Inventing the Reinvention? Tradition and the Body of Dancing Women.” Sawwa: Jurnal Studi Gender 17, no. 1 (2022): 119–44.
Progo, Peraturan Daerah Kabupaten Kulon. “Pemerintah Kabupaten Kulon Progo,” 2010.
Sholikhin, Muhammad. Misteri Bulan Suro Perspektif Islam Jawa. Jakarta: Suaka Buku Kita, 2010.
______. Ritual Dan Tradisi Islam Jawa. Yogyakarta: Narasi, 2010.
Susilowati, Teti, Muryanto Agus Nuswantoro, and Asah Wiari Sidiq. “Memanfaatkan Potensi Daerah Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui Wirausaha Di Kelurahan Meteseh Kecamatan Boja Kabupaten Kenda.” Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Nusantara 3, no. 2.2 (2023): 2112–20.
Sutopo, Umarwan. “Kedudukan Modin Dalam Perspektif Hukum Positif.” El-Dusturie: Jurnal Hukum Dan Perundang-Undangan 1, no. 1 (2022).
Syam, Nur. Islam Pesisir. Yogyakarta: LKiS, 2005.
Syariffudin, M Mansur. “Islam Dan Tradisi Baritan.” IBDA: Jurnal Kajian Islam Dan Budaya 11, no. 1 (2013): 88–99.
Wahyuningtias, Wahyuningtias, and Nia Dwi Astuti. “Analisis Nilai-Nilai Dalam Tradisi Baritan Sebagai Peringatan Malam Satu Syuro Di Desa Wates Kabupaten Blitar.” Fkip E-Proceeding, 2016, 134–38.
Copyright (c) 2023 FENOMENA
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.