Membangun Kerukunan Umat Beragama melalui Model Pembelajaran PAI Berbasis Kearifan Lokal pada Penguruan Tinggi
Abstract
Ketegangan sering terjadi karena kurangnya interaksi antar umat beragama Islam dan Kristen, pada tahun 1998 sampai 2000-an, karena Toraja dan Kota Palopo merupakan daerah perbatasan. Problem utamanya adalah masyarakat secara umum kian hari kian tergerus dari nilai-nilai menghargai keragaman, terutama keragaman beragama dan berkeyakinan. Bahkan lebih parahnya lagi, beberapa atau bahkan sebagian besar tindak kekerasan, intoleransi, terhadap orang yang berbeda agama/keyakinan itu dipraktikkan dalam institusi pendidikan. Kearifan lokal diperlukan sebagai sarana pendukung dalam usaha menciptakan solidaritas sosial, mengawetkan, serta mengalih-generasikan budaya sehingga dapat meminimalisasi konflik sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai budaya Bugis dalam pendidikan Islam di perguruan tinggi yang relevan dalam membangun pluralisme. Penelitian menggunakan pendekatanetnopedagogi dengan melibatkan beberapa tokoh dan dosen di Kota Palopo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran budaya dalam pendidikan agama Islam di perguruan tinggi sejalan dengan nilai-nilai pluralisme yang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Beberapa nilai pluralisme dalam pendidikan kearifan lokal budaya Bugis terjelma konsep pesse seperti nilai Sipakatau, Sipakalebbi, Sipakaingge, Sipakatou. Budaya Bugis punya cinta dan kasih sayang terhadap sesama ditunjukkan dengan pepatah seperti Mali siparappe, rebba sipatokkong, malilu sipakainge. Hal ditandai adanya kerja sama di semua aspek kehidupan, baik aspek ekonomi, sosial, budaya, politik, sampai kegiatan keagamaan sudah terjalin paham toleransi dalam beragama yakni saling menghargai dan menghormati antara pemeluk agama.
References
Arief, Armai et al., 2018. Implementing Empowering Democracy in Education to Helpers Understand Pluralism in America, International Collaborative Research.
Arif, Muhammad. 2011. “Pendidikan Agama Islam yang Inklusif-Multikultural dalam Bingkai Keislaman dan Keindonesiaan” Jurnal Al-Fikr. Volume 15 Nomor 2 Tahun 157.
Azra, Azyumardi. 2003."Pendidikan Multikultural, Membangun Kembali Persatuan Indonesia dalam Keberagaman," Republika, Rabu 3 September.
Bakker, Anton. 1992. Ontologi Atau Metafisika Umum: Filsafat Pengada dan Dasar-Dasar Kenyataan, Yogyakarta: Penerbit Kanisius: 26-27.
Bode Agbaje, James. 2014. A Strategy for Socio-Religious Harmony in Yorùbáland”, Global Journal of Human-Social Science, 14: 1-7.
C. Gordon, Sheila dan Benjamin Arenstein. 2017. “Interfaith Education: A New Model for Today’s Interfaith Families”, Springer Science+Business: Media Dordrecht and UNESCO Institute for Lifelong Learning, 192.
Damsar. 2012. Pengantar Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Durkheim, E. 2002. “The Elementary Forms of Religious Life” dalam M. Lambek (ed.), A Reader in the Anthropology of Religion. Malden: Blackwell Publishing,
--------- dalam L. Brom & Philip Selzinic, 1981. Dorothy Darroch, Sosiology, New York: Harper & Row Publisher, 399.
E. Warren, Mark. 1999. Democracy and Trust, Cambridge: Cambridge University Press. 3.
Hafd, Abdul. 2016. Hubungan Sosial Masyarakat Multietnik di Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan, Jurnal “Al-Qalam, Volume 22 Nomor 1 Juni: 257-268.
Haryono, M. Yudhie. 2005. Melawan dengan Teks, Jogjakarta: Resist Book. 1.
Islam, Nazia, Tiffany Steinwert, and Diane Swords. (2014) “3 Dialogue in Action: Toward a Critical Pedagogy for Interfaith Education.” The Journal of Interreligious Studies Newton 13: 4-10.
Jean L. Mckechnie, ed., 1980. Webster’s New Twentieth Century Dictionary: Unabridged. USA: William Collins Publishers Inc..
Kalin, Ibrahim. 2009. “Masa>dir al-Tasa>muh}, wa’adam al-Tasa>muh fi al-Islam. Majalah Adyan: 26-32.
Khaldun, Ibn. 1986. Muqaddimah, trans. Ahmadi Thoha. Jakarta: Pustaka Firdaus. 847.
Kusumayanti, Fitri. 2007. “Penggunaan Bahasa Ugi Sebagai Media Komunikasi dalam Interaksi Sosial pada Kelompok Etnis Bugis di Desa Punggur Kecil Sungai Kakap Kabupaten Pontianak”, Tesis. Pontianak: Universitas Tanjungpura Pontianak. 85.
L Eck, Diana. 2001. A New Religious America, “Christian Country” Has become the world’s Most Religiously Diverse. New York: Harper San Francisco.
L. Pals, Daniel. 1996. Seven Theories of Religion. New York: Oxford University Press, 89-90.
Leirvik, Oddbjørn. 2014. “Interreligious Studies: A Relational Approach to the Study of Religion.” The Journal of Interreligious Studies, Issue 13: 16.
M. Basyuni, Muhammad. 2006. Hikmah dan Strategi Kerukunan Umat Beragama. Jakarta: Menteri Agama Republik Indonesia.
M. L. Marzuki. 1995. Siri' Bagian Kesadaran Hukum Rakyat Bugis-Makassar (Sebuah Telaah Filsafat Hukum). Makassar: Hasanuddin University Press. 17.
Madjid Nurcholis dkk. 2005. Fikhi Lintas Agama: Membangun Masyarakat Plularalis yang Inklusif. Jakarta: Paramadina. 17.
Mattulada. 1983. “Islam di Sulawesi Selatan” dalam Agama dan Perubahan Sosial ed. Taufik Abdullah. Jakarta: Rajawali. 235.
Miller, W. Watts. 2012. “Durkheim’s Re-imagination of Australia: A Case Study of The Relation Between Theory and Facts”, Annee Sociologique, Vol. 62, (2): 34.
Mohd Nor Wan Daud, Wan. 1998. Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam, Bandung: Mizan,
Mujani, Saipul. 2007. Muslim Demokrat: Islam dan Budaya Demokrasi dan Partisipasi Politik di Indonesia Menurut Orde Baru, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 118.
Nasiru al-Din al-Albani, Muhammad. 1418. Finatu al-Takfiri, Riyadh: Darul Ibn Khuzaimah.
Noer Aly, Hery. 2003. Tokoh Pendidikan Islam, Jakarta: Firiska Agung Insani.
Norris, Pippa. 2003. The True Clash of Civilizations Ronald Inglehart; Jurnal Foreign Policy, No. 135, Mar. - Apr.: 62-70.
Pelras, Christian. 2005. “Budaya Bugis: Sebuah Tradisi Modernitas” dalam Tapak-tapak Waktu Kebudayaan, Sejarah, dan Kebudayaan Sosial di Sulawesi Selatan, peny. Kathryn Robinson dan Mukhlis Paeni. Makassar: Ininnawa. 16.
Patmawati. 2014. Bugis Kalimantan Barat Abad XX-XXI, Disertasi, UIN Makassar. 204.
--------. 2016. Peranan Nilai Philosofi Bugis Terhadap Proses Pengislaman Kerajaan Bugis Makassar di Sulawesi Selatan, Jurnal Khatulistiwa – Journal of Islamic Studies, Volume 6 (2) September: 184.
Putnam, Robert. 1993. Making Democracy work: Civic Tradition in Modern Italy. Princenton: NJ: Princenton Universuty Press. 170.
Rahman, Nurhayati. 2006. Cinta, Laut dan Kekuasaan Dalam Epos La Galigo. Makassar: La Galigo Press. 387.
Saidi Saleh, et al., eds., 2002. Sejarah Keberadaan Umat Islam di Bali. Denpasar: MUI.
Saran, Kranti. 2014. “Faith and the Structure of the Mind” SOPHIA. Dordrecht: Springer Science Business Media.
Schuon, Frithjof. 2006. "The Epitome of the Esotericism of Islam" dalam Jean Louis Michon dan Roger Gaetani, eds., Sufism: Love and Wisdom (Bloomington: World Wisdom, Inc., 258-259.
Tan. Charlene. 2010. “Dialogical Education for Interreligious Engagement in a Plural Society”, International Handbooks of Religion and Education , Volume 4: 361.
Yunus, Y. 2020."KEARIFAN LOKAL BUDAYA BUGIS DAN PLURALISME (Studi Pendidikan Karakter pada Perguruan Tinggi di Kota Palopo Tahun 2017-2020)."
Yunus, S. 2020. MODEL PENDIDIKAN BUDAYA BUGIS DALAM PENERAPAN NILAI-NILAI PLURALISME. JURNAL PENELITIAN, 14(2), 217–248.