Gambaran Kadar Protein Tahu Direbus Dan Tidak Direbus Berdasarkan Waktu Penyimpanan Dikulkas

  • Nor Kho fipah Poltekkes Kemenkes Kaltim
  • Suprihartini Suprihartini Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
  • Eka Farpina Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur

Abstract

        Tahu merupakan salah satu produk olahan kedelai yang dipilih oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi, terutama protein nabati. Tahu mengandung nilai gizi protein yang tinggi yaitu 6-12%. Namun masa simpan tahu pada suhu ruang hanya dapat bertahan satu hari saja. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran suatu kadar protein tahu direbus dan tidak direbus berdasarkan waktu penyimpanan dikulkas dengan variasi waktu 2 hari, 4 hari, dan 6 hari. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Jumlah tahu dalam penelitian ini sebanyak 18 sampel tahu, yaitu 1 tahu putih dengan 2 perlakuan direbus dan tidak direbus. Setiap jenis tahu dilakukan perlakuan yang sama yakni tahu putih, susu dan kuning dengan menggunakan metode kjeldhal dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat. Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar protein tahu putih yang direbus disimpan dalam kulkas selama 2, 4, 6 hari adalah 9,47%, 8,73%, 8,13%, pada tahu susu 9,50%, 9,31%, 9,22% dan tahu kuning 8,15%, 7,91%, 7,73%. Pada tahu putih yang tidak direbus disimpan dalam kulkas selama 2, 4, 6 hari adalah 8,81%, 8,40%, 8,34%, tahu susu 8,25%, 7,97%, 7,84% dan tahu kuning 9,01%, 8,16%, 7,96%. Sedangkan presentase penurunan tahu putih, tahu susu dan tahu kuning direbus mengalami penurunan sebesar 0,77%, 0,27% dan 0,78%. Pada tahu putih, tahu susu dan tahu kuning tidak direbus mengalami penurunan sebesar 1,09%1,69% dan 0,97%. Semakin lama penyimpanan maka penurunan kadar protein juga semakin tinggi. Hal ini menunjukkan adanya perubahan pada setiap tahu yang diperlakukan dengan dua perlakuan yaitu direbus dan tidak direbus.

 

References

Anggraeni, D., & Christyaningsih, J. (2016). Uji Daya Terima Dan Kadar Protein Dalam Formulasi Tahu Susu Sebagai Makanan Potensial Untuk Anak Kekurangan Energi Protein (Kep). Jurnal Gizikes, 2(2).
Anik E.N. (2017). Pengaruh lama penyimpanan pada suhu 3-4°C terhadap kadar protein pada ASI dengan Metode Biuret secara Spektrofotometri. Akademik Analis Kesehatan Delima Husada Gresik. Jurnal Sains Vol. 7. No. 13.
Arifin, S. (2018). Perilaku Sifat Enjiniring Produk Tahu Selama Penyimpanan Pada Beberapa suhu. Skripsi. Jember: Program Studi Teknik Pertanian Universitas Jember.
Cahyadi, W. (2008). Analisis & Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan, Edisi Kedua, Sinar Grafika Offset. Jakarta : Bumi Aksara.
Jubaidah, Siti., Nurhasnawati, H., Wijaya, H. (2016). Penetapan Kadar Protein Tempe Jagung (Zea Mays L.) Dengan Kombinasi Kedelai (Glycine Max (L.) Merill) Secara Spektrofotometri Sinar Tampak. Jurnal Ilmiah Manuntung.
Lamid, A., Almasyhuri, A., & Sundari, D. (2015). Pengaruh proses pemasakan terhadap komposisi zat gizi bahan pangan sumber protein. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Lubis, U. R. (2015). Penetapan Kadar Protein pada Tahu Putih dan Tahu Kuning dengan Metode Kjeldahl.
Majral, A. (2019). Analisis Kadar Protein Pada Tepung Jagung, Tepung Ubi Kayu dan Tepung Labu Kuning Dengan Metode Kjeldhal. Journal Ar-Raniry Chemistry.
Nurhidajah, Anwar S, Nurrahman. (2009). Daya terima dan kualitas protein in vitro tempe kedelai hitam (Glycine soja) yang diolah pada suhu tinggi. Tesis Program Magister Gizi Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang.
Pagarra M. (2011). Pengaruh Lama Perebusan Terhadap Kadar Protein Tempe Kacang Tunggak (Vigna Unguiculata). Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar. Bionature Vol. 12 (1): Hlm: 19-20.
Purnama, Robby Candra dkk. (2019). Perbandingan Kadar Protein Susu Cair Uht Full Cream Pada Penyimpanan Suhu Kamar Dan Suhu Lemari Pendingin Dengan Variasi Lama Penyimpanan Dengan Metode Kjeldhal. Lampung: Jurnal Analis Farmasi. Vol 4 (1). Halaman: 56-57.




Sanjaya, R. Eko. (2014). Penentuan Kadar Protein (N-Total) dari Daging Ayam dengan Metode Kjeldahl.
Simanjuntak, T. R. (2021). Penetapan Kadar Protein pada Tahu Sumedang dan Tahu Cina Secara Spektrofotometri UV-VIS.
Winarno FG. (2004). Kimia pangan dan gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Published
2023-10-07
How to Cite
fipah, N., Suprihartini, S., & Farpina, E. (2023). Gambaran Kadar Protein Tahu Direbus Dan Tidak Direbus Berdasarkan Waktu Penyimpanan Dikulkas. Borneo Journal of Science and Mathematics Education, 3(3), 133-146. https://doi.org/10.21093/bjsme.v3i3.6872