Penyuluhan Bahaya Infeksi Tricophyton Sp dan Sosialisasi Pencegahannya Pada Kuku Kaki Pekerja Tambang Batu Bara
Abstract
Jamur merupakan salah satu penyebab infeksi pada penyakit terutama di negara-negara tropis. Infeksi jamur merupakan penyakit yang sering muncul di tengah masyarakat Indonesia, karena Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis dengan kelembapan udara yang tinggi, oleh karena itu kondisi tersebut merupakan suasana yang baik bagi pertumbuhan jamur. Sebagian jamur bersifat patogen pada manusia dan selebihnya merupakan jamur komensal yang hidup sebagai saprofit pada manusia. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan pada tahun 2014 berdasarkan jenis kelamin yaitu terdapat 17 kasus penyakit yang disebabkan oleh jamur. Pada tahun berikutnya data dari Dinas Kesehatan tahun 2015 menunjukkan terdapat 699 kasus penyakit infeksi jamur. Tujuan dari penyuluhan ini diharapkan dapat memberikan informasi bahaya dermatofitosis pada kuku pekerja tambang dan mengurangi resiko terinfeksi jamur Tricophyton sp. Adapun hasil dari penyuluhan ini melalui metode pretest dan postes. Sebelum dilakukan penyuluhan 100% peserta memang belum mengetahui tentang jenis jamur ini namun setelah dilakukan penyuluhan terjadi peningkatan dimana seluruh peserta maksimal dalam mengerjakan postes karena mereka sdh diberikan penyuluhan beberapa kali dan dilakukan pemeriksaan berkelanjutan
References
Adawiyah, Fauziah Fadillah. 2016. Onikomikosis Pada Kuku Kaki Pemulung Di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Handapherang Kecamatan Cijeunjing Kabupaten Ciamis Tahun 2016. Program Studi D3 Analis Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ciamis. 1-36
Ameen, M., J. T. Lear, V. Madan, M. F. Mohd Mustapa, and M. Richardson. “British Association of Dermatologists’ Guidelines for the Management of Onychomycosis 2014.” British Journal of Dermatology 171, no. 5 (2014): 937–58. https://doi.org/10.1111/bjd.13358.
Baraldi, A., S. A. Jones, S. Guesné, M. J. Traynor, W. J. McAuley, M. B. Brown, and S. Murdan. “Human Nail Plate Modifications Induced by Onychomycosis: Implications for Topical Therapy.” Pharmaceutical Research 32, no. 5 (2015): 1626–33. https://doi.org/10.1007/s11095-014-1562-5.
Brooks, Geo F, Melnick Jawetz, and Adelberg’s. Medical Microbiology. Newyork : McGraw-Hill Education, 2012.
Mamuaja, Enricco H., Ratna I. Susanti, Pieter L. Suling, and Grace M. Kapantow. “Onikomikosis Kandida Yang Diterapi Dengan Itrakonazol Dosis Denyut.” Jurnal Biomedik (Jbm) 9, no. 3 (2017): 178–83. https://doi.org/10.35790/jbm.9.3.2017.17340.
Rahman, M. Afif Auliya, Jusak, and Sutomo Erwin. “Sistem Pakar Identifikasi Penyakit Jamur Kulit Pada Manusia Menggunakan Metode Certainty.” Jsika 5, no. 3 (2016): 1–7.
Suhartini, Suhartini, Ganea Qorry Aina, and Famala Eka Sanhadi Rahayu. “Hubungan Penggunaan Sepatu Boot Dan Prevalensi Trichophyton Sp Pada Penambang Batu Bara.” JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) 5, no. 2 (2022): 147–52. https://doi.org/10.33006/ji-kes.v5i2.269.
Wolff KL. Johnson RA. 2007. Disorder of The Nail Apparatus. In: Fitzpatrick’s Color Atlas & Sinopsis Of Clinical Dermatology, 5th ed. New York: The McGraw-Hill companies