Identifikasi Jamur Dermatophyta Pada Helm Penumpang Ojek Online Di Samarinda Seberang

  • Widia Widia Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
  • Lamri Lamri Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
  • Dwi Setiyo Prihandono Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
Keywords: Helm, Ojek Online, Jamur Dermatophyta

Abstract

Jamur Dermatophyta adalah patogen yang dapat menyebabkan infeksi kulit pada manusia dan telah di identifikasi sebagai salah satu penyebab dermatofitosis, yang dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi, termasuk helm. Helm yang digunakan oleh penumpang ojek dapat menjadi media yang potensial untuk kontaminasi jamur yang dapat menyebabkan infeksi kulit. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah terdapat jamur Dermatophyta pada helm penumpang ojek online di Samarinda Seberang. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional dengan 26 sampel yang dipilih secara acak (random sampling). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keberadaan jamur, sedangkan variabel independen adalah pemakaian helm penumpang ojek online dalam sehari dan pembersihan helm. Data dianalisis menggunakan analisis univariat. Helm penumpang ojek online di Samarinda Seberang memiliki risiko kontaminasi jamur Dermatophyta, hasil identifikasi menunjukkan bahwa dari 26 sampel helm penumpang ojek online di Samarinda Seberang, sekitar 19,2% atau 5 sampel helm terkontaminasi jamur Dermatophyta. Jenis jamur Dermatophyta yang di temukan meliputi Microsporum gypseum (3,8%), Microsporum ferrugineum (11,6%), dan Trichophyton tonsurans (3,8%). Ditemukan bahwa pola pemakaian dan pembersihan helm mempengaruhi keberadaan jamur Dermatophyta pada helm penumpang. Helm yang digunakan oleh lebih dari 10 penumpang per hari cenderung memiliki tingkat positivitas jamur yang lebih tinggi, demikian juga dengan helm yang jarang dibersihkan.

References

Agusty, K., Chahaya, I., & Ashar, T. (2015). Analisis Kondisi Hygiene Sanitasi Pemondokan dan Keluhan Kesehatan Kulit di Panti Asuhan Al-Jam’iyatul Washliyah Pulo Brayan Tahun 2015. Lingkungan Dan Keselamatan Kerja, 4(3), 1–8.

Devy, D., & Ervianti, E. (2018). Studi Retrospektif : Karakteristik Dermatofitosis. Bikk, 30(1), 66–72. http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=601594&val=7405&title=Studi Retrospektif Karakteristik Dermatofitosis

Hayati, I., & Handayani, Z. P. (2014). Identifikasi Jamur Malassezia Furfur Pada Nelayan Penderita Penyakit Kulit Di RT 09 Kelurahan Malabro Kota Bengkulu. Jurnal Gradien, 10(1), 972–975.

Hidayat, R. (2018). Hubungan Kebersihan Diri (Personal Hygiene) Dengan Kejadian Penyakit Dermatofitosis Di Desa Lereng Wilayah Kerja Puskesmas Kuok. JURNAL NERS Research & Learning in Nursing Science, 2(23), 86–94. https://doi.org/https://doi.org/10.31004/jn.v2i1.713

Husni, H., Asri, E., & Gustia, R. (2018). Identifikasi Dermatofita Pada Sisir Tukang Pangkas Di Kelurahan Jati Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(3), 331. https://doi.org/10.25077/jka.v7i3.882

Lestari, R. R., & Gustiana, E. (2022). Penyuluhan tentang penggunaan helm SNI pada mahasiswa kesehatan masyarakat Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(2), 188–193. https://doi.org/https://doi.org/10.31004/covit.v2i2.8505

Nurhidayah Afriska, Kurnia, D. R., & Supriyai. (2021). Identifikasi Jamur Patogen Penyebab Dermatofitosis. Program Studi Teknologi Laboratorium Medik, Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, 5, 8–17. https://doi.org/https://doi.org/10.26714/jlabmed.5.1.2021.8-17

Nurwulan, D., Hidayatullah, T. A., Nuzula, A. F., & Puspita, R. (2019). Profil Dermatofitosis Superfisialis Periode Januari – Desember 2017 Di Rumah Sakit Islam Aisiyah Malang. Saintika Medika, 15(1), 25. https://doi.org/10.22219/sm.vol15.smumm1.8625

Rasyid, S. A., Sugireng, & Tina, A. R. (2022). Penyuluhan Kesehatan Pencegahan & Pengobatan Tradisional Penyakit Kulit Yang Disebabkan Oleh Jamur Di Wilayah Pesisir Desa Wawatu. Jurnal Pengabdian Saintek Mandala Waluya (JPSMW), 2(1), 1–6. https://doi.org/https://doi.org/10.54883/jpsmw.v2i1.188

Richardson, M., & Michael Edward. (2000). Model systems for the study of dermatophyte and non-dermatophyte invasion of human keratin. Mycology Unit, Department of Bacteriology & Immunology, Haartman Institute, University of Helsinki, 17(SUPPL.), 115–121. https://www.dermatophytes.reviberoammicol.com/p115121.pdf

Ritonang, S., & Putra, M. S. (2023). Hubungan Kualitas Air dan Sanitasi Lingkungan dengan Keluhan Penyakit Kulit pada Santri di Dayah Amal Kabupaten Aceh Timur. Jurnal Promotif Preventif, 6(1), 110–116. https://doi.org/https://doi.org/10.47650/jpp.v6i1.696

Riyadi, E. (2020). Hubungan Higiene Perorangan Dengan Angka Kejadian Dermatofitosis [Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan]. In Antimicrobial agents and chemotherapy. http://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/14552

Roosheroe, I. G., Sjamsuridzal, W., & Oetari, A. (2006). Mikologi Dasar dan Terapan - Google Buku. In I. G. Roosheroe & W. Sjamsuridzal (Eds.), Yayasan Obor Indonesia (maret 2014). Yayasan Pustaka Obor Indonesia. https://doi.org/768.32.5.2014

Suryani, Y., Toupiqurrahman, O., & Kulsum, Y. (2020). Mikologi.

Triana, D., Nawaliya, A., & Sinuhaji, B. (2020). Kejadian Infeksi Trichophyton mentagrophytes Terkait Personal Hygiene Antara Nelayan Dengan Pengolah Ikan Rumahan Di Wilayah Pesisir Kota Bengkulu. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada, 74–81. https://doi.org/10.34035/jk.v12i1.582

Agusty, K., Chahaya, I., & Ashar, T. (2015). Analisis Kondisi Hygiene Sanitasi Pemondokan dan Keluhan Kesehatan Kulit di Panti Asuhan Al-Jam’iyatul Washliyah Pulo Brayan Tahun 2015. Lingkungan Dan Keselamatan Kerja, 4(3), 1–8.

Devy, D., & Ervianti, E. (2018). Studi Retrospektif : Karakteristik Dermatofitosis. Bikk, 30(1), 66–72. http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=601594&val=7405&title=Studi Retrospektif Karakteristik Dermatofitosis

Hayati, I., & Handayani, Z. P. (2014). Identifikasi Jamur Malassezia Furfur Pada Nelayan Penderita Penyakit Kulit Di RT 09 Kelurahan Malabro Kota Bengkulu. Jurnal Gradien, 10(1), 972–975.

Hidayat, R. (2018). Hubungan Kebersihan Diri (Personal Hygiene) Dengan Kejadian Penyakit Dermatofitosis Di Desa Lereng Wilayah Kerja Puskesmas Kuok. JURNAL NERS Research & Learning in Nursing Science, 2(23), 86–94. https://doi.org/https://doi.org/10.31004/jn.v2i1.713

Husni, H., Asri, E., & Gustia, R. (2018). Identifikasi Dermatofita Pada Sisir Tukang Pangkas Di Kelurahan Jati Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(3), 331. https://doi.org/10.25077/jka.v7i3.882

Lestari, R. R., & Gustiana, E. (2022). Penyuluhan tentang penggunaan helm SNI pada mahasiswa kesehatan masyarakat Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(2), 188–193. https://doi.org/https://doi.org/10.31004/covit.v2i2.8505

Nurhidayah Afriska, Kurnia, D. R., & Supriyai. (2021). Identifikasi Jamur Patogen Penyebab Dermatofitosis. Program Studi Teknologi Laboratorium Medik, Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, 5, 8–17. https://doi.org/https://doi.org/10.26714/jlabmed.5.1.2021.8-17

Nurwulan, D., Hidayatullah, T. A., Nuzula, A. F., & Puspita, R. (2019). Profil Dermatofitosis Superfisialis Periode Januari – Desember 2017 Di Rumah Sakit Islam Aisiyah Malang. Saintika Medika, 15(1), 25. https://doi.org/10.22219/sm.vol15.smumm1.8625

Rasyid, S. A., Sugireng, & Tina, A. R. (2022). Penyuluhan Kesehatan Pencegahan & Pengobatan Tradisional Penyakit Kulit Yang Disebabkan Oleh Jamur Di Wilayah Pesisir Desa Wawatu. Jurnal Pengabdian Saintek Mandala Waluya (JPSMW), 2(1), 1–6. https://doi.org/https://doi.org/10.54883/jpsmw.v2i1.188

Richardson, M., & Michael Edward. (2000). Model systems for the study of dermatophyte and non-dermatophyte invasion of human keratin. Mycology Unit, Department of Bacteriology & Immunology, Haartman Institute, University of Helsinki, 17(SUPPL.), 115–121. https://www.dermatophytes.reviberoammicol.com/p115121.pdf

Ritonang, S., & Putra, M. S. (2023). Hubungan Kualitas Air dan Sanitasi Lingkungan dengan Keluhan Penyakit Kulit pada Santri di Dayah Amal Kabupaten Aceh Timur. Jurnal Promotif Preventif, 6(1), 110–116. https://doi.org/https://doi.org/10.47650/jpp.v6i1.696

Riyadi, E. (2020). Hubungan Higiene Perorangan Dengan Angka Kejadian Dermatofitosis [Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan]. In Antimicrobial agents and chemotherapy. http://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/14552

Roosheroe, I. G., Sjamsuridzal, W., & Oetari, A. (2006). Mikologi Dasar dan Terapan - Google Buku. In I. G. Roosheroe & W. Sjamsuridzal (Eds.), Yayasan Obor Indonesia (maret 2014). Yayasan Pustaka Obor Indonesia. https://doi.org/768.32.5.2014

Suryani, Y., Toupiqurrahman, O., & Kulsum, Y. (2020). Mikologi.

Triana, D., Nawaliya, A., & Sinuhaji, B. (2020). Kejadian Infeksi Trichophyton mentagrophytes Terkait Personal Hygiene Antara Nelayan Dengan Pengolah Ikan Rumahan Di Wilayah Pesisir Kota Bengkulu. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada, 74–81. https://doi.org/10.34035/jk.v12i1.582

Published
2024-02-27
How to Cite
Widia, W., Lamri, L., & Prihandono, D. (2024). Identifikasi Jamur Dermatophyta Pada Helm Penumpang Ojek Online Di Samarinda Seberang. Borneo Journal of Science and Mathematics Education, 4(1), 9-21. https://doi.org/10.21093/bjsme.v4i1.7277