ISLAMISASI SAINS DAN PENOLAKAN FAZLUR RAHMAN
Abstract
Islamisasi ilmu pengetahuan adalah salah satu topik hangat yang paling banyak diperdebatkan oleh kalangan cendekiawan Muslim di berbagai wilayah Islam di dunia. Perdebatan tentang hal ini terpecah menjadi dua kubu penting. Pada satu sisi, sejumlah cendekiawan Islam berpendapat bahwa islamisasi ilmu pengetahuan adalah sebuah keharusan sejarah karena Islam merupakan agama yang bersifat menyeluruh dan berisi aturan-aturan tentang semua aspek kehidupan pemeluknya. Di sisi lain, sejumlah kalangan muslim juga berpendapat bahwa Islamisasi ilmu pengetahuan adalah sebuah proyek yang mustahil bisa dilaksanakan, apalagi perlu dilaksanakan. Paper ini, oleh karena itu, bertujuan untuk mengekplorasi pandangan Fazlur Rahman, salah seorang pemikir Muslim paling penting dalam beberapa dekade terakhir mengenai isu tersebut. Menurut Fazlur Rahman, para aktor yang terlibat dalam perdebatan tentang isu ini seringkali melupakan pertanyaan mendasar berupa apa yang akan terjadi jika ilmu pengetahuan benar-benar terlah, anggap saja, berhasil di“Islam”-kan dan apakah ilmu pengetahuan yang telah “Islam” tersebut akan tampak berbeda dengan ilmu pengetahuan sebagaimana yang dikenali saat ini. Pertanyaan-pertanyaan ini, diantara berbagai pertanyaan penting lainnya, menurut Fazlur Rahman, tidak hanya dapat mengubah bagaimana isu islamisasi ilmu pengetahuan dibincang oleh kalangan Muslim namun juga dapat mengubah prinsip-prinsip keimanan dari pemeluk agama Islam itu sendiri.
References
Arnold Toynbee, Choose Life: A Dialogue, London: Oxford Univ Press, 1976
Dawam Rahardjo, Islam Menatap Masa Depan, Jakarta: P3M, 1989
Fazlur Rahman, “Islamisasi Ilmu: Sebuah Respon”, Jurnal Ulumul Qur’an, Nomor: 4, Vol. III, 1992.
____________, Etika Pengobatan Islam : Penjelajah Seorang Neomordenis, Bandung:
Mizan, 1999
____________, Islam dan Modenitas, Tentang Transpormasi Intelektual, Bandung:
Pustaka, 1985
Fritjof Capra, Titik Balik Peradaban, Sains, Masyarakat, dan Kebangkitan Kebudayaan, Yogyakarta: Bentang Budaya1997
Ismail Al-Faruqi, Islamization of knowledge: General Principle and Work Plan,
Washington: IIIT, 1982
M. Dawam Rahardjo, Gagasan dan Perdebatan Islamisasi Ilmu Pengetahuan, Jakarta:
PT Pustaka Cidesindo, 2000
Mulyadhi Kartanegara, Menembus Batas Waktu, Panorama Filsafat Islam, Bandung:
Mizan, 2002
Osman Bakar, Tawhid and Science, Kuala Lumpur: Secretariat Islamic Philosophy and Science, 1991
Perves Hoodbhoy, Ikhtiar Menegak Rasionalitas, Bandung: Mizan, 1996
Pietro Croce, Vivisection or Science: An Investigation into Testing Drugs And
Safeguarding Health, London: Zed Books, 1999
Perves Hoodbhoy, Islam and Science: Religious Orthodoxy and The Battle for
Rationality, London: Zed Books, 1991
Syed Muhammad Naquib al-Attas, Islam and Secularism, Kuala Lumpur: ISTAC, 1993
Topik R, Kontroversi Islamisasi Sains, Majalah Inovasi UIN Malang, ed. 22 Thn. 2005, 14.
Victoria Neufeld (Ed.), Websters New World Dictionary, Cleveland & New York:
Websters New World, 1988
Zainal Abidin Bagir, Melacak Jejak Tuhan Dalam Sains: Tafsir Islami atas Sains,
Bandung: Mizan, 2004
________________, Islam dan Ilmu Pengetahuan, Ensiklopedia Tematis Dunia Islam, Jakarta: Ikhtiar Baru – Van Hoeve, 2002
Ziauddin Sardar, An Early Crescent: The Future Knowledge and the Environment In Islam, London, Mansell, 1989
_____________, Exploration In Islamic Science, London: Mansell, 1989
_____________, Islamic Future, the Shape of Ideas to Come, London, Mansell, 1985
_____________, Jihad intelektual; merumuskan parameter-parameter Sains Islam, Surabaya: Risalah Gusti, 1998)
_____________, Rekayasa Masa Depan Peradaban Islam, Bandung: Mizan 1986
Copyright (c) 2018 LENTERA: Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang menerbitkan artikel di Lentera: Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi setuju dengan ketentuan berikut:
- Penulis memiliki hak cipta artikel dan memberikan hak jurnal untuk publikasi pertama dengan karya yang secara simultan dilisensikan di bawah CC-BY-SA atau The Creative Commons Attribution – ShareAlike Licence.
- Penulis dapat membuat perjanjian kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting pekerjaan mereka secara online (misalnya, dalam repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengajuan, karena dapat menyebabkan pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan (Lihat The Effect of Open Access)
Authors who publish articles in Lentera: Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi agree to the following terms:
- Authors retain copyright of the article and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a CC-BY-SA or The Creative Commons Attribution–ShareAlike License.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).