Willful Blindness sebagai Mens Rea Telaah Filsafat Hukum H.L.A. HART
Abstract
Perkembangan kejahatan modern menunjukkan meningkatnya praktek penghindaran pengetahuan (willful blindness) oleh pelaku untuk terlepas dari atribusi mens rea, sehingga menimbulkan tantangan bagi asas legalitas dan prinsip kesalahan (sculd) pada sistem hukum pidana. Persoalan utamanya adalah mens rea yang berbasis kesadaran hukum dapat dikonstruksikan pada kondisi, ketika pelaku secara sengaja memilih untuk tidak mengetahui fakta yang dilarang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis legitimasi normatif dan moral dari doktrin willful blindness dalam kerangka filsafat hukum H.L.A. Hart, dengan fokus pada hubungan antara kondisi epistemik pelaku, struktur pertanggungjawaban pidana, dan prinsip keadilan substantif. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dengan pendekatan filosofis, konseptual, dan perbandingan hukum, serta mengkaji teori H.L.A. Hart mengenai internal point of view, kapasitas mengikuti aturan, dan struktur norma primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa willful blindness dapat dikualifikasi sebagai bentuk mens rea yang sah, jika memenuhi standar rasional mengenai kesadaran resiko tinggi, tindakan aktif menghindari pengetahuan, dan motivasi instrumental memperoleh manfaat atau menghindari hukum. Penerapan willful blindness konsisten dengan prinsip pertanggungjawaban pidana yang adil, karena pelaku tetap memiliki kapasitas deliberatif untuk menaati hukum, tetapi secara sadar menolak menggunakannya. Namun, penerapannya harus dibatasi oleh asas legalitas, rule of recognition, dan instrumen pembuktian yang ketat, agar tidak berubah menjadi kriminalisasi terhadap ketidaktahuan yang tidak bersalah. Dengan demikian, konstruksi willful blindness dalam perspektif H.L.A. Hart memberikan dasar positivistik dan moral yang simultan bagi pemidanaan kejahatan berstruktur tanpa mengabaikan kepastian hukum dan perlindungan hak asasi pelaku.
References
Alexander, L., & Ferzan, K. (2009). Crime and Culpability: A Theory of Criminal Law. Cambridge University Press.
Al-Shamari, Khalid Saleh. “The Emergence Of Mens Rea In Common Law And Civil Law Systems.” Kilaw Journal 7, no. 25 (2019): 95. https://doi.org/10.54032/2203-007-025-015.
Ar, Aris Munandar, Wirda Wirda, Aditya Slamet Rusbandi, Muhammad Zulhendra, Saiful Bahri, and Danang Fajri. “Peran Niat (Mens Rea) Dalam Pertanggungjawaban Pidana Di Indonesia.” Jimmi: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Multidisiplin 1, no. 3 (2024): 240–52. https://doi.org/10.71153/jimmi.v1i3.140.
Arfini, Selene, and Lorenzo Magnani. “Embodied Irrationality? Knowledge Avoidance, Willful Ignorance, and the Paradox of Autonomy.” Frontiers in Psychology 12, no. November (2021): 1–11. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2021.769591.
Balya, Humam, Muh. Zidni Syukran, and Abrar. “Peran Mens Rea Dalam Sistem Hukum : Analisis Hubungan Dengan Prinsip Etika Dan Keadilan.” As-Salam: JurnalStudi Hukum Islam Dan Pendidikan 14, no. 1 (2025): 99–107. https://doi.org/ https:// doi.org/10.51226/assalam.v14i1.713.
Bovensiepen, Judith, and Mathijs Pelkmans. “Dynamics of Wilful Blindness: An Introduction.” Critique of Anthropology 40, no. 4 (2020): 387–402. https:// doi.org/ 10.1177/ 0308275X20959432.
Drury, S. B. “H.L.A. Hart’s Minimum Content Theory of Natural Law.” Sage Publications 9, no. 4 (2014): 533–46.
Gilchrist, Gregory M. “Willful Blindness as Mere Evidence.” SSRN Electronic Journal, 2020. https://doi.org/10.2139/ssrn.3690351.
Hamzah, A. (2018). Asas-Asas Hukum Pidana Indonesia. Rineka Cipta.
Hart, H.L.A. (1968). Punishment and Responsibility: Essays in the Philosophy of Law. Oxford University Press.
Hellman, Deborah. “Willfully Blind for Good Reason.” Criminal Law and Philosophy 3, no. 3 (2009): 301–16. https:// doi.org/ 10.1007/ s11572-009-9080-y.
Hikmah, Faidatul, and Rio Armanda Agustian. “Konvergensi Konsep Retribusi Dan Rehabilitasi Dalam Filsafat Hukum Pidana Kontemporer Indonesia.” JURNAL CREPIDO 5, no. 2 (2023): 217–28. https://doi.org/https://doi.org/10.14710/crepido.5.2.217-228.
Irawati, Sri Ayu. “Perbedaan Sengaja Dan Tidak Sengaja Dalam Hukum Pidana.” Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Budaya 10, no. 4 (2024): 1137. https://doi.org/10.32884/ideas.v10i4.1973.
Lacey, N. (2001). Philosophy, History and Criminal Law Theory. Oxford Journal of Legal Studies, 21(3).
Mann, Itamar. “Eichmann’s Mistake: The Problem of Thoughtlessness in International Criminal Law.” Canadian Journal of Law and Jurisprudence 33, no. 1 (2020): 145–81. https:// doi.org/ 10.1017/cjlj.2019.34.
Mousourakis, George. “Responsibility, Blame and Criminal Liability: Rethinking the Grounds of Excusatory Defenses in the Criminal Law.” Philosophia (Philippines) 20, no. 1 (2019): 1–18.
Moeljatno. (2008). Asas-Asas Hukum Pidana. Rineka Cipta.
Mustafa, Cecep. “Addressing Willful Blindness: A Multi-Domain Framework for Enhancing Legal Accountability and Fairness.” Jurnal Hukum Dan Peradilan 13, no. 3 (2024): 551–84. https://doi.org/10.25216/jhp.13.3.2024.551-584.
Njoto, David Lind Budijanto. “Rekonstruksi Asas Actus Non Facit Reum Nisi Mens Rea Dalam Tindak Pidana.” JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan 7, no. 3 (2024): 3344–55. https://doi.org/10.54371/jiip.v7i3.3735.
Pettit, Philip. “Social Norms and the Internal Point of View: An Elaboration of Hart’s Genealogy of Law.” Oxford Journal of Legal Studies 39, no. 2 (2019): 229–58. https://doi.org/10.1093/ojls/gqy039.
Simester, A.P., & Sullivan, G.R. (2019). Criminal Law: Theory and Doctrine (6th ed.). Oxford University Press.
Situmeang, Sahat Maruli Tua, and Krusitha Meilan. “Evolusi Kejahatan Dan Pemidanaan: Tantangan Dalam Penegakan Hukum Dan Penologi Modern.” Res Nullius Law Journal 7, no. 2 (2025): 87–97. https://doi.org/10.34010/rnlj.v7i2.15913.
Suhariyanto, B. (2021). Hukum Pidana dalam Perspektif Kontemporer. Prenadamedia Group.
Susilo, Erwin, Dharma Setiawan Negara, and Lufsiana Lufsiana. “The Innovation of Criminal Law Interpretation Model in Indonesia through Rule of Lenity Approach.” Jurnal Daulat Hukum 8, no. 3 (2025): 387. https://doi.org/10.30659/jdh.v8i3.47103.





